Keutamaan Bulan Dzulhijjah

Assalamu'alaikum..

Sahabat pembaca Pelita Hidayah yang dirahmati Allah. Dzulhijjah merupakan salah satu bulan istimewa dalam Islam. Terutama, pada sepuluh hari pertama dari bulan Dzulhijjah itu. Berikut ini kita akan mengkaji keistimewaan yang terdapat pada bulan Dzulhijjah



1. Bulan  Induk Ibadah

Bulan Dzulhijjah menjadi sangat istimewa karena pada bulan itu banyak berkumpul induk ibadah besar seperti shalat, puasa, sedekah dan haji, yang tidak terdapat pada bulan-bulan lainya

Imam Ibnu Hajar al-Asqalani berkata, “Tampaknya sebab yang menjadikan istimewanya sepuluh hari (pertama) Dzulhijjah adalah karena padanya terkumpul ibadah-ibadah induk (besar), yaitu: shalat, puasa, sedekah dan haji, yang (semua) ini tidak terdapat pada hari-hari yang lain.”

2. Bulan Haji dan Umroh

Bulan Dzulhijjah adalah, bahwa di waktu itulah disyariatkan Ibadah haji yang merupakan rukun Islam kelima. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda


العمرة إلى العمرة كفارة لما بينهما والحج المبرور ليس له جزاء إلا الجنة
"Dari umrah ke umrah adalah tebusan (dosa-dosa yang dikerjakan) di antara keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain adalah Surga".

3. Adanya hari Arafah

Bulan Dzulhijjah terdapat hari Arafah, yaitu  pada tanggal 9 Dzulhijjah. Pada hari itu jama'ah haji diwajibkan melakukan wukuf yang merupakan puncak ibadah haji. Sedangkan bagi umat Islam yang tidak sedang menjalankan ibadah haji disunnah melakukan puasa arafah yang keutamaannya dapat menghapus dosa selama dua tahun sebagaimana Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda

سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ

Rasulullahshallallahu 'alaihi wa sallam bersabda  pernah ditanya tentang puasa hari Arafah, beliau menjawab, “Puasa itu menghapus dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun berikutnya.” (HR. Muslim)

4. Sepuluh Hari Pertama Dzulhijjah merupakan waktu yang mulia dan barakah

Sepuluh malam hari pertama pada bulan Dzulhijjah adalah waktu yang mulia dan barakah. Bukti kemuliaan ini adalah sumpah Allah Ta’ala dalam Qur'an Surah. Al-Fajr: 1-2

وَالْفَجْرِ وَلَيَالٍ عَشْرٍ

Demi fajar, dan malam yang sepuluh

“Wa layaalin ‘asr (dan malam yang sepuluh)," kata Imam al-Thabari dalam tafsirnya," adalah malam-malam sepuluh Dzulhijjah berdasarkan kesepakatan hujjah dari ahli tafsir.”
Ibnu Katsir juga menjelaskan hal yang sama dalam tafsir Qur'anil adhim. “Dan malam-malam yang sepuluh," tulisnya, "adalah sepuluh (hari pertama) Dzulhijjah sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Abbas, Ibnu Zubair, Mujahid, dan lebih dari satu ulama salaf dan khalaf.”

5. Pahala Amal Berlipat Ganda

Amal shaleh yang pada hari sepiluh Dzulhijjah dilipatgandakan pahalanya, baik amal di siang hari maupun amal di malam hari.

مَا مِنْ أَيَّامٍ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ أَنْ يُتَعَبَّدَ لَهُ فِيهَا مِنْ عَشْرِ ذِى الْحِجَّةِ يَعْدِلُ صِيَامُ كُلِّ يَوْمٍ مِنْهَا بِصِيَامِ سَنَةٍ وَقِيَامُ كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْهَا بِقِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ

Tidak ada hari-hari yang lebih disukai Allah untuk digunakan beribadah sebagaimana halnya hari-hari sepuluh Dzulhijjah. Berpuasa pada siang harinya sama dengan berpuasa selama satu tahun dan shalat pada malam harinya sama nilainya dengan mengerjakan shalat pada malam lailatul qadar. (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Baihaqi)

6. Hari Amal Shaleh Yang Paling Dicintai Allah

Allah subhanahuwata'ala sangat mencintai amalan yang dilakukan pada sepuluh hari pertama dibulan Dzulhijjah  sebagaimana Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda

مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ

“Tidak ada satu amal shaleh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal shaleh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun." (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).


7. Waktu Istimewa Untuk Tahlil, Takbir dan Tahmid

Rasulullah SAW memerintahkan untuk memperbanyak  membaca tahlil, takbir dan tahmid disepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah

مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمَ عِنْدَ اللَّهِ وَلاَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنَ الْعَمَلِ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ الْعَشْرِ فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ مِنَ التَّهْلِيلِ وَالتَّكْبِيرِ وَالتَّحْمِيدِ

Tidak ada hari-hari yang dianggap lebih agung oleh Allah SWT dan lebih disukai untuk digunakan sebagai tempat beramal sebagaimana hari pertama hingga kesepuluh Dzulhijjah ini. Karenanya, perbanyaklah pada hari-hari itu bacaan tahlil, takbir, dan tahmid. (HR. Ahmad)

8. Bulan Idul Adha

Pada hari ke 10 Dzulhijjah adalah Hari raya Idul Adha atau  disebut pula sebagai Idul Qurban atau Lebaran Haji dimana pada hari ini ummat Islam akan melaksanakan ibadah shalat Idul Adha dengan berkumpul di tanah lapang atau dimasjid-masjid.

9. Bulan Yang Disyariatkan Ibadah Udhiyah (berkurban)

Bagi ummat Islam yang mampu disyariatkan untuk melaksanakan ibadah udhiyah atau berkurban. Yaitu menyembelih kurban baik unta, sapi atau kambing yang dimulai pada tanggal 10 Dzulhijjah. Sebagaimana firman Allah dalam Qur'an Surah. Al-Kautsar: 2



فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ


“Laksanakanlah salat untuk Rab-mu dan sembelihlah kurban.”

Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


من كان له سعة ولم يضح فلا يقربن مصلانا


“Siapa yang memililki kelapangan namun dia tidak berkurban maka jangan mendekat ke masjid kami.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah. Dihasankan Al-Albani).



10. Disyariatkannya Takbir Muthlaq

Takbir Muthlaq yaitu yang dilakukan setiap selesai shalat fardhu yang dilaksanakan dengan berjama'ah ; bagi selain jama'ah haji dimulai dari sejak Fajar Hari Arafah dan bagi Jama’ah Haji dimulai sejak Dzhuhur hari raya Qurban terus berlangsung hingga shalat Ashar pada hari Tasyriq.

Ibnu Taimiyah dalam majmu' Fatawa menjelaskan, "Hendaklah takbir dilakukan mulai dari waktu fajar hari Arafah sampai akhir hari Tasyriq ( tanggal 11,12,13 Dzulhijjah), dilakukan setiap selesai mengerjakan shalat, dan disyariatkan bagi setiap orang untuk mengeraskan suara dalam bertakbir ketika keluar untuk shalat Id. Ini merupakan kesepakatan para imam yang empat".

Demikianlah kajian kita kali ini mengenai Keutamaan Bulan Dzulhijjah semoga bermanfaat bagi kami dan para pembaca. Wallahu a''lam bishshawab. Wassalamu'akum ...


Ali Hizbullah
Admin dan Penulis Pelita Hidayah 

0 Response to "Keutamaan Bulan Dzulhijjah"

Post a Comment

Jadilah yang pertama dalam berkomentar

loading...