Kajian Pelita Hidayah kali ini hanya sekedar mengingatkan kembali perihal pentingnya Niat dalam puasa Ramadhan. Niat berpuasa Ramadhan merupakan salah satu rukun puasa yang wajib dilakukan dan tidak syah puasa seseorang yang tidak di barengi dengan niat sebelumnya.
Hal ini sebagaimana sabda Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam dari sahabat –Al Faruq– Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu,
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
“Sesungguhnya setiap amal itu tergantung dari niatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Niat tidak harus dibaca dengan bahasa arab jika tidak mengerti membaca dengan bahasa arab boleh dengan bahasa yang dimengerti. Niat juga tidak perlu di lafadzkan baca niat dalam hati juga boleh. hal ini berdasarkan pedapat Imam Nawawi rahimahullah -ulama besar dalam Madzhab Syafi’i- yang mengatakan,
لَا يَصِحُّ الصَّوْمَ إِلَّا بِالنِّيَّةِ وَمَحَلُّهَا القَلْبُ وَلَا يُشْتَرَطُ النُّطْقُ بِلاَ خِلَافٍ
“Tidaklah sah puasa seseorang kecuali dengan niat. Letak niat adalah dalam hati, tidak disyaratkan untuk diucapkan dan pendapat ini tidak terdapat perselisihan di antara para ulama.” (Rowdhotuth Tholibin, I/268, Mawqi’ul Waroq-Maktabah Syamilah)
Nabi -Shallallahu alaihi wasallam- bersabda,
“Sesungguhnya
setiap amalan itu (syah atau tidaknya) tergantung dengan niatnya dan
setiap orang akan mendapatkan apa yang dia niatkan.”
(HR.Al-Bukhari dan Muslim dari Umar bin Al-Khaththab)
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu shouma ghodin 'an ada-i fardhi syahri romadhona hadzihissanati lillahi ta'ala
"Aku berniat puasa esok hari menunaikan kewajiban Ramadhan tahun ini karena Allah Ta’ala"
Nawaitu shauma syahri ramadhaana kulihi lillaahi ta’aalaa
Keterangan:
- Niat puasa harian Ramadhan untuk setiap hari di malam bulan Ramadhan
- Niat Untuk Puasa Satu Bulan Ramadhan dalam rangka menyambut bulan Ramadhan biasa dibaca sehari sebelum Ramadhan
Dalil Wajibnya Niat Puasa
Berdasarkan hadist Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
Hafshah radhiallahu ‘anha, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
من لم يُبَيِّتِ الصيامَ من الليل فلا صيامَ له
“
"Barangsiapa yang belum berniat puasa di malam hari (sebelum subuh) maka puasanya batal.” (HR. An Nasa’i dan dishahihkan Al Albani)
Dalam riwayat yang lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ لَمْ يُجْمِعِ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ، فَلَا صِيَامَ لَهُ
“Barangsiapa yang belum berniat puasa sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya.”
(HR. Abu Daud, Ibnu khuzaimah, baihaqi)
Waktu Berniat Puasa Ramadhan
Diriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Ibnu Umar dan Hafshah -radhiallahu anhuma- bahwa keduanya berkata:
مَنْ لَمْ يُبَيِّتْ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ
“Barangsiapa yang tidak berniat di malam hari sebelum fajar, maka tidak ada puasa untuknya.” (HR. Abu Daud no. 2454, Tirmidzi no. 730, An Nasai no. 2333, dan Ibnu Majah no. 1700)
Muhammad Al Khotib berkata, “Berdasarkan hadits ini niat juga harus ada
di setiap malam. Karena puasa hari yang satu dan lainnya adalah ibadah
tersendiri. Jika satu hari puasa batal, maka tidak membatalkan lainnya.”
(Al Iqna’, 1: 405).
Hadits ini juga menunjukkan wajibnya berniat dari malam hari dan tidak syahnya puasa orang yang berniat setelah terbitnya fajar. Ini adalah pendapat mayoritas Al-Malikiah, Asy-Syafi’iyah. dan Al-Hanabilah. Dan ini yang dikuatkan oleh Ibnu Qudamah, An-Nawawi, Ibnu Taimiah, Ash-Shan’ani dan Asy-Syaukani.
Demikianlah kajian mengenai niat puasa ramadhan semoga bermanfaat bagi kami dan pembaca dan memberikan hidayah bagi kita semua. Amiin......
Wasaalamualaikum..
Ditulis Oleh
Admin Pelita Hidayah
0 Response to "Niat Puasa Ramadhan"
Post a Comment
Jadilah yang pertama dalam berkomentar